INDUSTRIALISASI
Nama : Maratus Sholihah
Kelas : 1EB32
NPM : 26214348
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akar
intelektual kebijakan industrialisasi yang dikendalikan negara dimulai pada
abad ke-19. Antusiasme terhadap usulan–usulan untuk industrialisasi selanjutnya
melanda Jepang dan dunia Barat, yang mendorong seorang ahli ekonomi mengatakan
bahwa apa yang semula tidak lebih dari tujuan kebijakan telah berubah menjadi
“ideologi independensi ekonomi”, yang menghendaki “peningkatan posisi negara
serta titik berat pada industrialisasi sebagai wahana bagi integrasi nasional”
(Claire, 1980;139). Indonesia, sebagai mata rantai negara berkembang, juga
tidak luput terkena demam industrialisasi tersebut. Semenjak pembangunan
ekonomi dimulai secara terencana sejak tahun 1969, sesungguhnya pendekatan yang
digunakan Indonesia adalah strategi industrialisasi.
Makna praktis
industrialisasi adalah memajukan tenaga produktif menjadi lebih modern, dapat
diakses secara massal, dan tinggi kualitas. Tanpa kemajuan tenaga produktif,
negeri ini tidak akan punya ketahanan ekonomi menghadapi gempuran
neo-liberalisme. Tanpa ketahanan ekonomi, kedaulatan negeri ini - terutama
kedaulatan rakyatnya - berhenti sebatas cita-cita.
B. Ruang lingkup pembahasan
Ruang
lingkup pembahasan makalah ini adalah berkaitan dengan masalah
industrialisasi..
C. Tujuan pembuatan makalah
Tujuan
Pembuatan makalah ini adalah untuk membahas, memahami dan mengetahui konsep dan
tujuan, faktor-faktor pendorong industrialisasi, permasalahan, strategi dan
data-data statistic PDB tahun-tahun mutakhir berdasarkan sektor dan
perbandingan peran sektor industri dengan faktor lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
DAN TUJUAN INDUSTRIALISASI
Industrialisasi
adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan yang mantap penelitian dan
penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan
spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan
organisasi serta intelektual dalam produksi.
Industrialisasi
dalam arti sempit menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga
non-hayati, dalam rangka produksi barang atau jasa. Meskipun definisi ini
terasa sangat membatasi industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik atau
manufaktur, tapi juga bisa meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas
dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga non-hayati) demikian pula halnya
dengan transportasi dan komunikasi.
Industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk
masyarakat tertentu, menuju masyarakat industrial modern. Wield (1983:80)
mengemukakan tiga jenis definisi untuk memahami industrialisasi antara lain:
1. Residual, industri berarti semua hal
yang bukan pertanian.
2. Sektoral, yang mengatakan bahwa
industri adalah energi, pertambangan, dan usaha manufaktur.
3. Bersifat mikro dan makro, yaitu
sebagai proses produksi, dan yang lebih luas lagi sebagai proses sosial
industrialisasi
Proses industrialisasi bisa dipahami melalui konsep
pembangunan, karena arti pembangunan dan industrialisasi seringkali dianggap
sama. Konsep pembangunan bersifat dinamik, karena konsep itu bisa berubah
menurut lingkupnya. Apabila pembangunan itu dihubungkan pada setiap usaha
pembangunan dunia, maka pembangunan akan merupakan usaha pembangunan dunia.
Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada satu jalur
kegiatan, yaitu pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat. Industrialisasi tidaklah terlepas dari upaya peningkatan
mutu sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Secara umum kaitan antara pembangunan dengan industrialisasi
dijelaskan oleh Garna (1997:17-18), yakni:
1.
Bahan
untuk proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur
kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2.
Pembangunan
industri merupakan upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan
memanfaatkan sumber daya alam.
3.
Pembangunan
industri akan memacu dan menyangkut pembangunan sektor lainnya, yang dapat
memperluas lapangan kerja yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan daya
beli masyarakat.
4.
Dalam
pembangunan industri akan terjadi ketimpangan yang merugikan, yang bersifat
ekonomi ataupun non ekonomi.
Pembangunan itu senantiasa harus melalui lima tahapan yang
berkaitan satu sama lainnya yakni;
1. Masyarakat tradisional.
2. Prakondisi lepas landas.
3. Lepas landas.
4. Bergerak ke kedewasaan.
5. Zaman konsumsi masal yang tinggi.
Prasyarat untuk bisa menuju perkembangan ekonomi adalah
tahapan kedua, yang ciri-ciri masyarakat tradisional sudah mulai berganti.
Dalam tahap kedua produktivitas pertanian meningkat pesat, munculnya mentalitas
baru dan juga kelas sosial baru – wiraswasta (Hagen, 1966). Tahap ketiga adalah
tahap yang kritis atau penting sekali guna pembangunan lebih lanjut. Di sinilah
munculnya industrialisasi, di mana beberapa sektor tertentu akan berperan dalam
menumbuhkan perekonomian. Tumin (dalam Lavner, 1989:430-431) melukiskan
jenis-jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat menuju
industrialisasi antara lain:
1. Pembagian kerja semakin rumit
sejalan dengan meningkatnya spesialisasi;
2. Status cenderung berdasarkan atas
prestasi sebagai pengganti status berdasarkan atas asal usul (ascription);
3. Alat yang memadai untuk mengukur
pelaksanaan pekerjaan orang yang terlibat dalam produksi menjadi perhatian
umum;
4. Pekerjaan bergeser dari kegiatan
yang memberikan kepuasan hakiki, keperanan sebagai alat untuk meningkatkan
kesejahteraan artinya, mendapat ganjaran itu sendiri;
5. Ganjaran yang tersedia untuk
didistribusikan meningkat;
6. Ganjaran didistribusikan atas dasar
yang agak lebih kecil;
7. Terjadi pergeseran dalam peluang
hidup di berbagai status sosial;
8. Terjadinya pergeseran dalam
distribusi gengsi sosial meskipun keuntungan masyarakat modern dibanding
masyarakat tradisional dan;
Pergeseran dan masalah serupa terdapat juga dalam distribusi
kekuasaan.
Huntington (1986:37),menjelaskan mengenai perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat industri.
Huntington (1986:37),menjelaskan mengenai perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat industri.
Ciri
masyarakat tradisional antara lain:
1.
Tidak
menjaga waktu
2.
Orientasi
pada masa lalu
3.
Status
terikat pada tempat asal
4.
Fanatik
5.
Tertutup
6.
Orientasi
status otomatis (ascriptive)
7.
Loyalitas
primordial seperti agama, golongan, suku, keluarga, organisasi keluarga atau
ikatan bersifat pribadi
8.
Bergantung pada nasib
9.
Hubungan
dengan alam penyesuaian
10. Kebudayaan ekspresif
Ciri masyarakat modern antara lain
1.
Menjaga
waktu
2.
Orientasi
pada masa depan
3.
Dinamik,
mobilitas
4.
Toleran
5.
Terbuka
6.
Orientasi
status berdasarkan prestasi (achievement)
7.
Loyalitas
pelingkup (negara, kedinasan dan profesi)
8.
Organisasi
non pribadi (ikatan kepentingan, atau berorientasi tujuan),
9.
Organisasi
besar atau efisiensi
10.
Hubungan
non pribadi atas dasar masalah (lugas)
11.
Persoalan
ditimbulkan manusia dapat diatasi oleh manusia
12.
Hubungan
dengan alam menguasai atau setidak-tidaknya mengatur
Kebudayaan progresif Secara rinci disebutkan bahwa ciri-ciri
orang modern menurut Inkeles (1973:342) antara lain:
1. Terbuka pada pengalaman baru;
2. Peningkatan kemandirian dan otoritas
figur tradisional.
3. Kepercayaan terhadap kualitas ilmu
pengetahuan dan pengobatan.
4. Memiliki ambisi untuk dirinya
sendiri maupun anak-anaknya untuk mencapai pekerjaan dan pendidikan yang
tinggi.
5. Menyukai kecepatan waktu dan
perencanaan dan hati-hati.
6. Menunjukkan minat yang kuat dalam
kegiatan komunitas dan politik lokal, serta berperan aktif.
7. Selalu mengikuti berita-berita
hangat.
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah
maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik
di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
(1) Meningkatkan penyerapan tenaga
kerja industri.
(2) Meningkatkan ekspor Indonesia
dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
(3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian.
(4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
(5) Meningkatkan kemampuan teknologi.
(6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan
diversifikasi produk.
(7) Meningkatkan penyebaran industri.
B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INDUSTRIALISASI
- Kemampuan teknologi dan inovasi
- Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
- Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat.
- Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
- Cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
- Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi.
- Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
C. PERMASALAHAN INDUSTRIALISASI
Industri manufaktur di LDCs lebih
terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1.
Keterbatasan teknologi.
2.
Kualitas Sumber daya Manusia.
3.
Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta.
4.
Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian
masih rendah.
D.
STRATEGI
PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI
Strategi substitusi impor (Inward
Looking). Pertimbangan menggunakan strategi ini:
- Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
- Potensi permintaan dalam negeri memadai.
- Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri.
- Kesempatan kerja menjadi luas
- Pengurangan ketergantungan impor
E. DATA STATISTIK PDB TAHUN-TAHUN
MUTKHIR BERDASARKAN SEKTOR INDUSTRI
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu ukuran dari hasil pembangunan pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan
produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu
tertentu. Produksi teersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang
diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total
dikenal dengan produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, pertumbuhan
ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan PDB.
Berdasarkan
berita resmi statistik no. 12/02/Th.
XIV, 7 Februari 2011 yang dikeluarkan oleh badan statistik, dapat kita
lihat bersama bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup meningkat di tahun
2010, jika dibandingkan dengan tahun 2009. Hal ini dikarenakan adanya
pertumbuhan PDB tahun 2010 yang mencapai 6,1%. Berikut ini data pertumbuhan
ekonomi Indonesia oada masa pemerintahan yang sedang berjalan. Yang saya
peroleh berdasarkan data statistic BPS.
-
Pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) tahun
2010 meningkat sebesar 6,1% terhadap tahun 2009, terjadi pada semua sektor
ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi disektor pengangkutan dan komunikasi
13,5% dan terendah disektor pertanian 2,9%. Sementara pertumbuhan PDB tanpa
migas tahun 2010 mencapai 6,6%.
-
Berdasarkan
PDB Indonesia tahun 2010 atas dasar
harga berlaku mencapai Rp6.422,9 Triliun sedangkan atas dasar harga konstan
(tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.
-
Secara
Triwulan, PDB Indonesia Triwulan
IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 (q-to-q) menurun sebesar 1,4%
tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2009 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,9%.
Pertumbuhan
ekonomi tahun 2010
Perekonomian
Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibandingkan tahun
2009. Nilai Produk Domestic Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun
2010 mencapai Rp2.310,7 triliun, sedangkan pada tahun2009 dan 2008
masing-masing sebesar Rp2.177,7 triliun dan sebesra Rp2.082,5 triliun. Bila
dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB
tahun 2010 naik sebesar Rp819.0 triliun, yaitu dari Rp5.603,9 triliun pada
tahun 2009 menjadi sebesar Rp6.422,9 triliun pada tahun 2010.
Selama
tahun 2010, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 13,5%, diikuti
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,7% sektor kontruksi 7,0%, sektor
jasa-jasa 6,0%, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 5,7%, sektor
listrik, gas dan air 3,5% dan sektor pertanian 2,9%. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2010
mencapai 6,6% yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,1%.
Sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,7% memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5%. Selanjutnya
diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor industri pengolahan
yang memberikan peranan masing-masing sebesar 1,2% (Tabel 1).
Dapat
kita lihat bersama bahwa pertumbuhan sektor industri memberiakn kontribusi yang
cukup berpengaruh bagi pertumbuhan PDB
Indonesia secara keseluruhan. Walaupun hanya sebesar 4,5%. Dengan melihat hal
tersebut, maka seharusnya kita semakin meningkatkan pertumbuhan disemua sektor,
terutaama disektor-sektor yang presentase pertumbuhannya tidak terlalu tinggi,
seperti pada sektor industri.
PERBANDINGAN
PERAN SEKTOR INDUSTRI DENGAN SEKTOR LAINNYA
Dilihat
dari peranan atau kontribusinya, sektor industri merupakan sektor yang
menyumbang terbesar dalam PDB maka
dalam proses pembangunan ekonomi sektor industri dijadikan prioritas pembanguna
yang diharapkan mempunyai peranan penting.
Industri
pengolahan adalah industri yang strategis. Industri ini dipandang mampu
mendorong perekonomian Indonesia yang sedang berkembang. Dengan didukung oleh
sumber daya manusia yang melimpah, maka sektor industri pengolahan diharapkan
akan mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Pada kemyataanya penterapan tenaga
kerja pada industrI pengolahan kurang mampu untuk menyerap tenaga kerja yang
tinggi.
IndustrI
pengolahan menjadi leading sektor sejak tahun 1990 hingga sekarang. Sebelum
tahun 1990, yang menjadi leading sektor adalah sektor pertanian. Perubahan
tersebut menyebabkan pembangunan sektor industry merupakan prioritas utama
pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan sektor lain. Perkembangan
sektor industrI pengolahan di Indonesia diantaranya dapat dilihat melalui
kontribusi terhadap PDB.
Pertumbuhan
Ekonomi Triwulan IV-2010
Kinerja
Perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan 2000
menurun sebesar 1,4% dibandingkan Triwulan sebelumnya (q-to-q). penurunan
tersebut mengikuti pola Triwulanan yang lalu yaitu mengalami kontraksi pada Triwulan
IV setelah terjadi kenaikan pada Triwulan III.
Pertumbuhan
negative pada triwulan IV-2010 ini disebabkan karena sektor pertanian mengalami
penurunan cukup signifikan sebesar 20,3% karena siklus musiman. Sedangkan sektor-sektor
lainnya selama Triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan positif yaitu sektor
pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,7% sektor jasa-jasa 2,5%, sektor kontruksi
tumbuh 2,5%, sektor listrik, gas dan air tumbuh 1,7% sektor industri pengolahan tumbuh 1,4%, sektor keuangan, rel estate
dan jasa perusahaan tumbuh 1,3%, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh
0,7%, serta sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 0,6% (Tabel 2).
Selanjutnya,
Perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 bila dibandingkan dengan Triwulan
IV-2009 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,9%. Pertumbuhan tersebut
terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu: sektor pengankutan dan komunikasi
mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 15,5%, sektor perdagangan, hotel dan
restoran tumbuh 8,4%, sektor jasa-jasa tumbuh 7,5%, sektor kontruksi tumbuh
6,7%, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan tumbuh 6,3%, sektor industri pengolahan tumbuh 5,3%, sektor
listrik, gas dan air bersih tumbuh 4,3%, sektor pertambangan dan penggalian
tumbuh 4,2%, serta sektor pertanian tumbuh 3,8%.
BAB III
KESIMPULAN
Industrialisasi bertujuan menjadikan sektor industri yang
mantap, kuat dan stabil melalui usaha terpadu yang melibatkan seluruh rakyat
dengan berlandaskan azas demokrasi ekonomi, pemerataan dan kesempatan berusaha,
meningkatkan ekspor dan tetap memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Industri yang maju di dalamnya terkandung struktur sosial
yang kokoh, masyarakatnya memiliki nilai budaya yang mampu menjadi acuan dalam
mengembangkan dan meningkatkan produksi, dan terkait erat dengan kegiatan
ekonomi umumnya, dan didukung oleh penguasaan teknologi (pendidikan dan
pengetahuan) serta mempunyai daya saing yang kuat dalam memasuki pangsa pasar
global, baik AFTA 2003, maupun pasar bebas 2010 bagi negara maju dan 2020 bagi
negara berkembang.
Adapun dimensi budaya tampak pada tumbuh dan berkembangnya
nilai budaya baru dalam lingkungan keluarga yang sangat bermanfaat bagi
kebutuhan masyarakat industri, seperti disiplin yang tinggi, taat beribadah dan
memiliki motivasi yang tinggi. Fenomena selanjutnya, perubahan dari sikap dan
tingkah laku dogmatik dengan adat istiadat irasional yang kuat, konsumtif, dan
kekerabatan yang tinggi akibat banyaknya waktu luang pada masyarakat agraris
kemudian menjadi sikap dan tingkah laku yang rasional, etos kerja yang tinggi,
disiplin waktu, hemat, kompetisi, berprestasi, orientasi ke masa depan.
REFERENSI
Komentar
Posting Komentar