NERACA PEMBAYARAN
Nama : Maratus Sholihah
Kelas : 1EB32
NPM : 26214348
BAB
I
PENDAHULUAN
Neraca pembayaran BOP
adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional
(perdagangan, investasi, pinjaman dan sebagainya) yang terjadi antara penduduk
dalam negeri suatu Negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu
tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang
seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer
keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu Negara dan penduduk luar
negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu
tahun. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan kedala transaksi berjalan,
transaksi modal dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor
ataupun import barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus
modal sektor pemerintah atau swasta baik yang bersifat jangka pendek maupun
jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa.
Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan
pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut
Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi
Balance of Payment (BOP) secara umum dapat diartikan senagai berikut :
Balance of Payment
(BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu
Negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk sustu periode waktu
tertentu.
Dari definisi diatas
dapat diemukakan bahwa BOP (Balane of Payment) merupakan suatu catatan yang
disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai “double-entry
bookkeeping” sehingga seriap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat
dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit.
BAB
II
PEMBAHASAN
NERACA
PEMBAYARAN
Neraca pembayaran
merupakan suatu ikhtisar yang neringkas transaksi-transaksi antara penduduk
suatu Negara dengan penduduk Negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya
stau tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelan dan penjualan barang dan jasa
hibah dari individu dan pemerintah asing dan transaksi finansial. Umumnya
neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas
modal dan finansial dan item-item finansial. Transaksi dalam neraca pembayaran
dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
1.
Transaksi debit
Yaitu
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri
keluar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negative (-), yaitu transaksi
yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2.
Transaksi kredit
Yaitu
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devis) dari luar negeri kedalam
negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi poditif (+), yaitu ternsaksi yang
menyyebaban bertambahnya posisi cadangan devisa Negara.
Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi
keuangan dalam hubungan ekonomi dengan Negara lain, serta membantu didalam
pengambilan kebijaksanaan moneter fiskal, perdagangan dan pembayaran
internasional.
Pendapatan
nasional konsep penapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari inggris yang
berusaha menaksir pendapat nasional negaranya (inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapata nasional merupakan
penjumlah biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Jadi jika disimpulkan lagi
pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) disuatu Negara dari penyerahan mecatat transaksi
pembayaran yang muncul dari perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan
berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang dimiliki di satu Negara
dan di investasikan di Negara lain.
Neraca
pembayaran secara keseluruhan harus berimbang. Pada nilai yang berlaku natara
dollar dan yen. Para pemegang yen ingin membeli dollar lebih banyak dari paa
pemegang dollar yang menginginkan yen. Akan tetapi, para pemegang yen
sesungguhnya tidak dapat membeli lebih banyak dollar dari yang bisa dijual para
pemegang dollar. Disebabkan jumlah dollar yang diminta melebihi jumlah yang
ditawarkan. Pada penjelasan diatas berlaku kaiah, bila kita menjumlahkan semua penerimaan,
maka semuanya harus sama dengan seluruh pembayaran yang dilakukan oleh pemegang
dollar.
Hubungan
tersebut dinyatakan dalam persamaan :
C_R+K_R+F_R=C_P+K_P+F_P
Dimana
:
C
: transaksi berjalan
K
: neraca modal
F
: transaksi pemerintah
P
: pembayaran
R
: penerimaan (faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu
tahun)
BOP terdiri atas 3 saldo, yaitu :
1. Saldo
neraca transaksi berjalan (BJ)
Jumlah saldo dari neraca perdagangan
(NP) yang dimana mencatat eksport (X) dan import (M) barang, yang mencatat X
dan M juga termasuk pendapatan royalty dang bunga deposito dan kiriman uang
tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Yakni yang mencatat transaksi keuangan
internasional sepihak atau tanpa melakukan kegiatan tertentu sebagai kompensasi
dari pihak penerima.
2. Saldo
neraca modal (CA)
CA adalah neraa yang mencatat arus modal
jangka pendek dan jangka panjang masuk dan keluar yang terdiri atas modal
pemerintah neto dan lalu lintas swasta neto. Modal pemerintah yaitu selisih
antara pinjaman baru yang didapat dari luar negeri dan pelunasan utang pokok
dari pinjaman yang didapat pada periode sebelumnya yang sudah jatuh tempo. Lalu
lintas modal swasta neto adalah selisih antara dana investasi yang masuk
pinjaman luar negeri, dan pelunasan utang pokok swasta dan dana investasi
keluar negeri. Dana investasi terdiri dari dua macam, yaitu investasi langsung
dan investasi tidak langsung.
3. Saldo
neraca moneter
4. MA
atau disebut juga “lalu lintas moneter” yaitu neraca yang mencatat perubahan
cadangan devisa yang masuk dan keluar dari suatu Negara dalam suatu periode
tertentu yang dicatat oleh bank centralnya. Sehingga keluar masuknya dvisa
tercata dengan jelas dan detail. Sedangkan perubahan CD atau saldo devisa yang
diperoleh dari penjumlahan saldo TB dan saldo CA, jadi bukan CD yang dicatat
secara resmi, disebut neraca cadangan (RA). Relasi antara BOP dan CD atau RA
dapat disederhanakan dalam bentuk persamaan berikut :
CD = BOP = TB + CA
Transaksi barang dan jasa
·
Persamaan penghasilan nasional :
Y = C + I + G + ( X-M )
5. Keterangan
Y = penghasilan nasional
C = pengeluaran konsumsi
I = pengeluaran investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = eksport
I = import
Tujuan
neraca pembayaran
Untuk memberikan informasi kepada
pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan Negara lain
serta membantu didalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan
dan pembayaran internasional.
Beberapa
pengertian “balance” dalam suatu neraca pembayaran
Konsep “balance” dalam neraca pembayaran
mempunyai arti yang berbeda-beda.
Pada dasarnya ada empat pengertian
balance :
·
Basic balance
Basic balance terdiri dari balance dalam
transaksi sedang berjalan ditambah transaksi modal jangka panjang. Basic
balance memberikan informasi tentang perubahan perekonomian terhapa aliran
modal jangka pendek.
·
Balance transaksi “ Autonomous “
Balance ini terdiri dari basic balance
ditambah dengan aliran modal jangka pendek.
·
Balance transaksi pemerintah jangka
pendek
Neraca pembayaran terdiri dari
penjumlahan basic balance, selisih yang diperhitungkan dan rekening modal
jangka pendek. Ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran
diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah serta.
Masalah
dalam analisis pembayaran
Tujuan analisi neraca pembayaran sangat
berbeda-beda dan perbedaan ini menetukan pola analisanya. Beberapa masalah atau
kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran, antara lain :
a. Seringkali
mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional dengan yang lain,
sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu
transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain.
b. Surplus
transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit
dianggap jelek.
c. Keputusan
untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi
Negara secara keseluruhan.
MODAL ASING Definisi, modal yang dimiliki oleh Negara asing, perseorangan warga Negara asing, badan usaha asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
1. Manfaat
bagi Negara pemberi dan penerima
Seperti hal nya perdagangan
internasional, mobilisasi K antar Negara mempunyai manfaat bagi pengeksport
maupun mengimport K tersebut.
Manfaat yang dimaksud diatas dapat di
jelaskan secara teoritis sebagai berikut, ada dua Negara yakni mempunyai modal
yang sangat berlimpah (Negara A) dan Negara miskin (Negara B). ada dua buah
kurva dengan tingkat pengembaliannya yang berbeda-beda atau tingkat keuntungan
atas 1 dollar tambahan dinegara A dan B. kurva tersebut berlereng menururn yang
mencerminkan efisiensi marginal I. apabila tidak ada arus K antar Negara,
keuntungan di A dab B masing-masing adalah sebesra Ra dan Rb.
2. Pembiayaan
deficit tabungan-investasi (S-I Gap)
Bagi Negara kita, K asing sangat
diperlukan bukan hanya untuk membiayai deficit TB (M) atau menutupi kekurangan
CD, tetapi untuk membiayai I di dalam negeri (pembentukan modal bruto
domestik). Defisit TB paling tidak harus dikompensasikan dalam jumlah yang sama
oleh surplus CA agar CD tidak berkurang. Berarti semakin besar defisit TB,
semakin besar arus K masuk yang diperlukan untuk menjaga agar CD tidak
berkurang. Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah mengapa Indonesia selama
ini tergantung pada K asing untuk membiayai I di dalam negeri? Dan jawabnya
adalah karena dana yang bersumber dari S lebih kecil daripada kebutuhan dana
untuk I (S-I Gap)
3. Perkembangan
arus modal masuk
Data yang dipublikasikan oleh
lembaga-lembaga dunia seperti ban dunia, UNIDO dan UNCTAD menunjukan
perkembangan arus I internasional dari DCs ke LDCs sangat pesat terutama sejak
akhir tahun 1980-an. Perkembangan ini ditandai dengan peningkatan partisipasi
dari investor dan lembaga keuangan dari DDCs dipasar uang/K di IDCs.
Berdasarkan data IMF, dari tahun 1994 hingga krisis
ekonomi tahun 1998 arus K swasta neto (K masuk dikurangi K keluar) total
meningkat sekitar 160,5 ke 122 miliar dollar AS. Sebagian besar dari arus K
swasta tersebut masuk ke IDCs, namun jumlahnya mengalami penurunan dari 136,6
miliar dollar AS tahun 1994 menjadi 99,5 miliar dollar AS tahun 1998. Penurunan
ini terutama disebabkan oleh penurunan IP neto yang cukup besar selama periode
tersebut dari 85,0 ke 19,4 miliar dollar AS.
Ukuran
komposisi, dan distribusi dari K eksternal yang mengalir ke IDCs semuanya mengalami
pergeseran-pergeseran yang fundamental dalam tiga decade belakangan ini, secara
absolut arus K masuk resmi terus mengalami peningkatan selama 1970an hingga
1990an. Namun secara relative laju pertumbuhan arus K masuk yang berasal dari
sektor swasta, terutama dalam bentuk kredit dari bank-bank di Negara industry
maju (OECD) lebih pesat. Perbedaan dalam laju pertumbuhan tersebut dapat
dilihat dari lebih tingginya rasio dari K asing swasta dibandingkan K asing
pemerintah terhadap PDB atau PNB. Jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN
yang lain, arus K asing neto (swasta dan pemerintah) ke Indonesia paling besar,
tetapi sejak 1998 yang keluar lebih besar daripada masuk. Berbeda dengan Negara
seperti china, korea selatan sebagian besar arus K asing yang masuk ke
Indonesia adalah K resmi walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Tentu saj
hal ini menunjukan peran K asing resmi lebih dominan dibandingkan K swasta
sebagai sumber eksternal bagi pembiayaan S-I Gap Indonesia.
4. Arus
modal resmi
Arus K resmi baik dalam bentuk pinjaman
maupun bantuan pembangunan (ODA) dari Negara-negara donor secara individu atau
lewat konsorsium seperti IGGI/CGI atau dari lembaga keuangan dunia seperti IMF
dan bak dunia. Tahun1997 jumlah K asing resmi yang diterima Indonesia tercatat
sebesar 1,1 miliar dollar AS, dan tahun 1998 dan 1999 jumlahnya meningkat
hingga 3,3 dan 4,2 miliar dollar AS. Memang pada saat krisis, Indonesia sangat
membutuhkan bantuan luar negeri, terutama karena K asing swasta menurun sangat
drastis. Pada saat I asing swasta mulai lagi ke Indonesia, bantuan luar negeri
terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman dari IMF menujukan tren
yang menurun. Bagian yang terpenting dari arus K resmi yang diterima oleh
pemerintah Indonesia setiap tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk
pinjaman dengan bunga sangat murah dan persyaratan sangat lunak, maupun dalam
bentuk hibah. Ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari
sumber eksternal berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan pemerintah yang
dapat dijelaskan dalam suatu persamaan yang sederhana sebagai berikut :
BPN = G-Ty
Suatu korelasi antara APBN dan saldo TB
yang dijelaskan dengan persamaan berikut :
Y = C + G + I + X-M
Dimana Y = pendapatan atau PDB
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
defisit TB mempunyai suatu korelasi yang kuat dengan arus K asing resmi atau
BPN. Hali ini dibuktikan oleh pengalaman Indonesia selama pemerintahan SOEHARTO
hingga sekarang.
Data dari menteri
keuangan RI untuk periode 1971-2001 menunjukan bahwa bagian dari bantuan
tersebut lebih banyak digunakan untuk pendanaan proyek-proyek. Baik dalam
presentase dari PDB maupun dari pengeluaran pembangunan dalam APBN, rasio dari
BP yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek jauh lebih besar dibandingkan bagian
untuk pembiayaan program-program.
UTANG
LUAR NEGERI
A.
Faktor-faktor penyebab
Salah
satu komponen penting dari arus K masuk yang banyak mendapat perhatian didalam
literature mengenai pengembangan ekonomi di LDCs adalah ULN. Isu ini juga
menjadi penting bagi Indonesia saat ini, sejak krisis ekonomi nyaris membuat
Indonesia bangkrut secara finansial karena jumlah ULN nya, terutama dari swasta
sangat besar, ditambah lagi dengan ketidakmampuan sebagian besar dari
perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk membayar kembali ULN mereka. Tingginya
ULN dari banyak LCDs disebabkan oleh faktor-faktor berikut. Defisit TB,
kebutuhan untuk membiayai S-I Gep yang negatif, tingkat inflasi yang tinggi dan
ketidak efisiennya struktural didalam perekonomian mereka. Sejak pemerintahan
orde baru hingga saat ini, tingkat ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar
negeri (ULN) tidak pernah menyurut, bahkan mengalami suatu akselerasi yang
sangat pesat sejak krisis ekonomi, karena Indonesia membuat ULN yang baru dalam
jumlah yang besra dari IMF untuk membiayai proses pemulihan ekonomi.
Ketiga
defisit tersebut yang berkaitan satu sama lainnya (Dornbusch, 1980) dapat
disederhanakan dalam bentuk beberapa persamaan berikut :
TB
= ( X-M ) + F
Dimana
F = Transfer internasional atau arus modal masuk neto
S
– I = Sp+Sg – I = (Sp – I) + (Ty-G)
Dimana
S ( tabungan nasional ) = Sp ( tabungan individu/rumah tangga dan perusahaan )
+ Sg ( tabungan pemerintah = Ty-G ) Bagusnya jika sebuah Negara telah mencapai
suatu tingkat pembangunan tertentu atau pada fase terakhir dari proses
pembangunan, ketergantungan Negara tersebut terhadap pinjaman luar negeri akan
lebih rendah dibandingkan dengan periode pada saat Negara itu baru mulai
membangun.
B.
Perkembangan ULN Indonesia
Dalam
kasus Indonesia, trend perkembangan ULN nya cenderung menujukan suatu korelasi
positif antara peningkatan PDB dengan peningkatan jumlah ULN, yang sering
disebut growth with indebtedness, Indonesia termasuk Negara penghutang besar
yang selama periode 1990-1998 pertumbuhan ULN nya rata-rata pertahun diatas 10%
dan pada tahun 1998 mencapai 151 miliar dollar AS. ULN Indonesia terdiri dari
sektor public (pemerintah dan BUMN) dan swasta yang di garansi maupun tidak
oleh pemerintah. Data sementara dari BI menunjukan bahwa hingga kuartal I 2003
jumlah ULN Indonesia mencapai 130,1 miliar dollar AS. Angka ini lebih sedikit
rendah dibandingkan jumlah ULN pada kuartal IV dan kuartal I.
Sejak
krisis ekonomi pinjaman IMF menjadi komponen penting dari ULN pemerintah yang
dapat dikatakan sebagai penyelamat Indonesia hingga tidak sampai mengalami
status “ kebangkrutan “ secara finansial.
Khusus
untuk ULN pemerintah salah satu rasionya adalah pembayaran DS terhadap
pengeluaran pemerintah. Selam periode 1993-1994-2000, rasio paling rendah
adalah 60% (1993-1994) dan paling tinggi adalah 140% (2000). Perhitungan rasio
ini tidak termasuk utang dari IMF. Rasionya akan lebih tinggi jika termasuk IMF
rasio pembayaran DS terhadap pengeluaran pembangunan. Yang artinya beban
pembayaran DS lebih besar daripada keuntungan dari adanya pinjaman lunak untuk
membiayai pinjaman.
Beban
pemerintah dalam pembayaran DS menjadi semakin besar sejak krisis ekonomi atau
tepatnya sejak pemerintah melibatkan IMF dalam usaha pemulihan ekonomi
nasional. Jumlah tersebut merupakan bunga atas pinjaman yang tidak dapat
dipakai oleh pemerintah karena pinjaman dari IMF itu hanya boleh difungsikan
sebagai pendukung.
BI
membuat perhitungan mengenai jadwal pembayaran DS yang harus dilakukan oleh
pemerintah kepada IMF selam periode 2002-2010. Perhitungan ini didasarkan pada
jumlah utang dari IMF yang diterima oleh pemerintah hingga juni 2002 sebesar
9,4 miliar dollar AS. Hingga 2010 jumlah poko utang dan bunga yang dibayarkan
mencapai masing-masing 9,4 miliar dollar AS dan hamper 1 miliar dollar AS.
BAB III
KESIMPULAN
Neraca pembayaran suatu negara
adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara
penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu.
Atau NPI adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh
aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan
moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest
of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan,
transaksi modal, dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas
ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas
arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan
devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan
dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut
Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi
balance of payment (BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.
Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai” double-entry bookkeeping” sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit.
Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai” double-entry bookkeeping” sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit.
DAFTAR PUSTAKA
Tambunan, tulus (2003), “pereokonomian indonesia”,
ghalia indonesia
(Darwanto, S.E., M.Si.)
Komentar
Posting Komentar